Burn-Out: An Occupational Phenomenon
Shinta Retno Kusumowati, Sp.KJ
Burn out atau kelelahan professional fenomena yang sering terjadi di dunia kerja. Menurut International Classification of Diseases edisi 11 (ICD-11), burn out bukan merupakan kondisi medis, melainkan faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan seseorang atau menyebabkan seseorang mencari pelayanan kesehatan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fenomena ini menimbulkan dampak yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental pekerja, serta produktivitas kerja.
International Classification of Diseases – 11 mendefinisikan burn out sebagai kumpulan gejala yang timbul akibat stres kronis dari lingkungan pekerjaan yang tidak bisa ditangani dengan baik. Tiga dimensi fenomena ini adalah:
- Perasaan berkurangnya energi atau kelelahan.
- Perasaan negatif atau kehilangan minat terkait dengan pekerjaan.
- Penurunan efektivitas profesional atau kualitas pekerjaan.
Secara spesifik burn out berkaitan erat dengan pekerjaan dan tidak berkaitan dengan pengalaman kehidupan lainnya.
Hal-hal yang dapat memicu terjadinya burn out antara lain:
- Beberapa Tugas: Menghadapi beberapa tugas yang tidak terbatas dan tidak terduga.
- Tekanan: Tekanan untuk mencapai target atau kinerja yang tinggi.
- Kurangnya Dukungan: Kurangnya dukungan dari atasan atau rekan kerja.
Burn out dapat memberikan dampak terhadap kehidupan seseorang dan organisasi dimana orang tersebut bekerja. Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan bisa timbul. Seseorang juga bisa mengalami penurunan kesehatan fisik. Hal-hal tersebut pada akhirnya akan memengaruhi kinerja seseorang yaitu terjadi penurunan kualitas kerja. Suasana di tempat kerja juga dapat terganggu karena rentan terjadi konflik dan ketidakpuasan dalam hubungan pekerjaan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah sekaligus mengobati burn out antara lain:
- Manajemen Stres: Strategi manajemen stres seperti meditasi, olahraga, dan hiburan.
- Dukungan Sosial: Membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang kuat di tempat kerja.
- Pengembangan Diri: Mengembangkan keterampilan dan minat baru untuk menambah kepuasan kerja.
- Pengelolaan Waktu: Mengatur waktu dengan baik untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Instalasi Health Tourism Rumah Sakit Akademik UGM menyediakan pelayanan wellness berupa Modified Relaxation Therapy (MRT) yang dapat membantu mengatasi dan mencegah burn out. Layanan ini merupakan gabungan dari beberapa terapi yaitu terapi relaksasi, hipnoterapi, dan mindfulness therapy. Modified Relaxation Therapy dapat memberikan ketenangan sehingga seseorang dapat melakukan manajemen stres, khususnya di lingkungan pekerjaan, dengan baik.
Kami juga menyediakan layanan MRT secara privat yang dapat dilakukan dengan sesama rekan kerja. Sesi privat MRT juga akan mencakup diskusi atau sharing session terbimbing dengan psikolog kami. Melalui sharing session terbimbing, peserta dapat saling mengutarakan apa yang dirasakan dan dapat saling memberikan dukungan. Dengan demikian dukungan sosial yang kuat di tempat kerja juga akan bertambah dan kemungkinan seseorang mengalami burn out pun akan menurun.
Segera hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Modified Relaxation Therapy dengan lingkup lingkungan pekerjaan. Bersama kita bisa mengatasi dan mencegah burn out!
“It’s not the load that breaks you down, it’s the way you carry it.” – Lou Holtz